Thank you!

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy .....

Minimal Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever ...

Download high quality wordpress themes at top-wordpress.net

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever...

Easy to use theme admin panel

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever ...

Archive for Maret 2011

Pengertian Paradigma


PENGERTIAN PARADIGMA
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang – mengenai realita – dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu.
Istilah paradigama ilmu pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn melalui bukunya yang berjudul “The Structur of Science Revolution”. Kuhn menjelaskan paradigma dalam dua pengertian. Di satu pihak paradigma berarti keselurahan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu. Di pihak lain paradigma menunjukkan sejenis unsur pemecahan teka-teki yang konkrit yang jika digunakan sebagai model, pola atau contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang secara eksplisit sebagai atau menjadi dasar bagi pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang belum tuntas.
Paradigma merupakan elemen primer dalam progress sains. Seorang ilmuwan selalu bekerja dengan paradigma tertentu, dan teori-teori ilmiah dibangun berdasarkan paradigma dasar. Melalui sebuah paradigma seorang ilmuwan dapat memecahkan kesulitan-kesulitan yang lahir dalam kerangka ilmunya, sampai muncul begitu banyak anomali yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kerangka ilmunya sehingga menuntut adanya revolusi paradigmatik terhadap ilmu tersebut. Menurut Kuhn, ilmu dapat berkembang secara open-ended(sifatnya selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan). Kuhn berusaha menjadikan teori tentang ilmu lebih cocok dengan situasi sejarah dengan demikian diharapkan filsafat ilmu lebih mendekati kenyataan ilmu dan aktifitas ilmiah sesungguhnya. Menurut Kuhn ilmu harus berkembang secara revolusioner bukan secara kumulatif sebagaimana anggapan kaum rasionalis dan empiris klasik sehingga dalam teori Kuhn faktor sosiologis historis serta psikologis ikut berperan.
Paradigma membantu seseorang dalam merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang diperoleh.
Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model, teladan, arketif dan ideal. Berasal dari kata para yang berarti disamping memperlihatkan dirinya.
Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya :
-           Menurut bahasa Inggris : paradigma berarti keadaan lingkungan
-          Menurut bahasa Yunani : paradigma yakni para yang berarti disamping, di sebelah dan dikenal sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketif dan ideal.
-          Menurut kamus psycologi : paradigma diartikan sebagai
1.        Satu model atau pola untuk mendemonstrasikan semua fungsi yang memungkinkan adar dari apa yang tersajikan
2.       Rencana riset berdasarkan konsep-konsep khusus, dan
3.       Satu bentuk eksperimental
Kesimpulan : secara etimologi arti paradigma adalah satu model dalam teori ilmu pengetahuan atau kerangka pikir.


Secara terminologis arti paradigma sebagai berikut :
-          Paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan teori formal, eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpecaya.
-          Dasar-dasar untuk menyeleksi problem dan pola untuk mencari permasalahan riset.
-          Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks.
Kesimpulan : secara terminologi paradigma adalah pandangan mendasar para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan.

Jika mengikuti pendapat Kuhn, bahwa ilmu pengetahuan ini terikat oleh ruang dan waktu, maka sudah jelas bahwa suatu paradigma hanya cocok dan sesuai untuk permasalahan yang ada pada saat tertentu saja. Sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan berbeda dan pada kondisi yang berlainan, maka perpindahan dari satu paradigma ke paradigma yang baru lebih sesuai adalah suatu keharusan. Sebagaimana dalam ilmu-ilmu sosial yang berparadigma ganda, usaha-usaha dalam menemukan paradigma yang lebih mampu menjawab permasalahan yang ada sesuai perkembangan jaman terus dilakukan.

Pengertian paradigma menurut kamus filsafat adalah :
1.       Cara memandang sesuatu
2.       Model, pola, ideal dalam ilmu pengetahuan. Dari model-model ini fenomena dipandang dan dijelaskan.
3.       Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan dan atau mendefinisikan suatu studi ilmiah kongkrit dan ini melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu.
4.       Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset.

Pengertian paradigma menurut Patton(1975) : “A world view, a general perspective, a way of  breaking down of the complexity of the real world”(suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata).

Pengertian paradigma menurut Robert Friedrichs(1970) : Suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.

Pengertian paradigma menurut George Ritzer(1980) : Pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Lebih lanjut Ritzer mengungkapkan bahwa paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan yang harus dijawab, bagaimana harus menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang harus dikumpulkan informasi yang dikumpulkan dalam menjawab persoalan-persoalan tersebut. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut.

Pengertian paradigma menurut Masterman diklasifikasikan dalam 3 pengertian paradigma :
1.       Paradigma metafisik yang mengacu pada sesuatu yang menjadi pusat kajian ilmuwan.
2.       Paradigma sosiologi yang mengacu pada suatu kebiasaan sosial masyarakat atau penemuan teori yang diterima secara umum.
3.       Paradigma konstrak sebagai sesuatu yang mendasari bangunan konsep dalam lingkup tertentu, misalnya paradigma pembangunan, paradigma pergerakan dll..
Masterman sendiri merumuskan paradigma sebagai pandangan mendasar dari suatu ilmu yang menjadi pokok persoalan yang dipelajari( a fundamental image a dicipline has of its subject matter). 

Manajemen Mutu

1.     RUMUSAN KONSEP MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN  SECARA KOMPREHENSIF

   Salah satu cita-cita nasional yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Masa depan dan keunggulan bangsa kita ditentukan oleh keunggulan sumber daya manusia yang dimilikinya, di samping sumber daya alam dan modal. Pembangunan bidang pendidikan yang dilaksanakan pemerintah bersama masyarakat merupakan upaya mewujudkan cita-cita nasional tersebut. Namun demikian, dalam pelaksanaannya ternyata pendidikan Indonesia belum mampu menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara lain.
    Kebijakan pembangunan pendidikan nasional sebagaimana digariskan dalam Rencana Strategis Depdiknas (2004-2009) diarahkan pada upaya mewujudkan daya saing, pencitraan publik, dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Tolok ukur efektivitas implementasi kebijakan tersebut dilihat dari ketercapaian indikator-indikator mutu penyelenggaraan pendidikan yang telah ditetapkan BNSP dalam delapan (8) standar nasional pendidikan (SNP). Tidak dipungkiri bahwa upaya strategis jangka panjang untuk mewujudkannya menuntut satu sistem penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan yang dapat membangun kerjasama dan kolaborasi diantara berbagai institusi yang terkait dalam satu keterpaduan jaringan kerja nasional. Dengan kata lain diperlukan pengembangan sistem penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan. Lima hal yang perlu dilakukan dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, yaitu : (1). Pengkajian mutu pendidikan, (2) Analisis dan pelaporan mutu pendidikan, (3) Peningkatan mutu pendidikan, (4) Penumbuhan budaya peningkatan mutu berkelanjutan, dan (5) Peningkatan mutu merujuk pada Standar Nasional Pendidikan.
   Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan merupakan salah satu strategi manajemen untuk menjawab tantangan eksternal suatu organisasi guna memenuhi kepuasan pelanggan. Kata manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu, jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. (Hasibuan, 2004:1). Sedangkan mutu merupakan konsep yang memiliki banyak persepsi makna, konsep mutu untuk suatu produk tertentu dapat berbeda-beda bergantung kepada siapa yang memandang produk tersebut. Oleh sebab itu mutu sulit untuk didefinisikan secara umum dan seragam. Standarisasi mutupun senantiasa berubah karena banyak faktor (waktu, pelanggan, kondisi ekonomi masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat pelanggan dan pemakai dll.). Mutu dapat diartikan sebagai high-quality, dan sesuatu bisa dikatakan bermutu tinggi jika memiliki top-quality. Suatu produk dapat dianggap bermutu jika memenuhi standar-standar pabrik dan juga dapat memuaskan pelanggannya.
  Konsep mutu pendidikan juga diartikan berbeda-beda tergantung pada situasi, kondisi dan sudut pandang. Ada yang berpendapat bahwa mutu pendidikan ditandai dengan kesesuaian dengan kondisi dan kebutuhan, daya tarik pendidikan yang besar, efektivitas program serta efisiensi dan produktivitas kegiatan. Sementara itu masyarakat umum berpendapat bahwa ukuran mutu yang utama adalah besarnya lulusan sekolah dengan nilai tinggi. Seringkali masyarakat juga berpendapat bahwa mutu selalu berkaitan dengan biaya, yaitu mutu yang tinggi selalu dengan biaya yang tinggi. Padahal biaya yang tinggi tidak selalu menjamin mutu yang baik, apalagi karena sekarang ini sedang terjadi gejala komersialisasi pendidikan, yang berorientasi kepada sekolah yang “menjual citra dan ijasah”.
  Perbedaan sudut pandang didasarkan pada pendapat bahwa dalam proses pendidikan ada 3 unsur yang berkepentingan. Yang pertama adalah pemerintah dan atau yayasan bagi pendidikan swasta yang menentukan  aturan pengelolaan (termasuk anggaran dan tatalaksana), kedua adalah peserta didik beserta orang tuanya yang memperoleh manfaat dari hasil pendidikan, dan ketiga adalah masyarakat  yang memperoleh manfaat dari tersedianya tenaga terdidik. Ketiga sudut pandang ini ada kemungkinan berbeda dalam mengartikan mutu proses pendidikan.
    Sallis dalam bukunya Total Quality Management (TQM), mendefinisikan mutu sebagai sesuatu yang membedakan antara yang baik dan yang buruk. Pada bab lain beliau menyebutkan bahwa mutu merupakan sesuatu yang mutlak, di lain sisi mutu merupakan konsep yang relatif. Dan pengertian mutu yang relative ini kemudian digunakan dalam Total Quality Management. Awalnya Total Quality Management (TQM) diterapkan di dunia bisnis namun akhir-akhir ini mulai diadopsi dan diterapkan dalam dunia pendidikan, dengan asumsi bahwa penerapan model pengelolaan berbasis industri ini akan mampu menciptakan perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan yang nantinya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
    Konsep mutu pendidikan secara komprehensif mengacu pada suatu penyelenggaraan layanan pendidikan yang memenuhi standar-standar tertentu sehingga mampu memuaskan baik para pelanggan internal (guru, karyawan, dan siapapun yang terlibat dalam penyelenggaraan proses pendidikan) maupun pelanggan external (murid, orang tua, masyarakat, pemerintah dll.). Konsep ini menggunakan strategi yang memposisikan institusi pendidikan sebagai suatu institusi layanan jasa atau industri jasa.
     Secara filosofis TQM menekankan adanya perbaikan yang terus menerus (continues improvement) untuk mencapai kepuasan pelanggan. Adanya standarisasi mutu produk yang diukur dengan kriteria-kriteria tertentu, spesifikasi pabriknya, tanpa cacat, dll. Pada suatu institusi pendidikan yang dianggap sebagai industri jasa pemenuhan sejumlah standar-standar, aturan-aturan dan perundangan, maupun kriteria-kriteria lain yang sudah disepakati bersama secara internal merupakan suatu keharusan. Standar-standar atau kriteria-kriteria lain yang disebut terakhir merupakan kekhasan sebuah produk baik barang maupun jasa. Perubahan culture (change of culture) untuk membentuk budaya, organisasi yang menghargai mutu sebagai orientasi seluruh komponen pendidikan dalam organisasi tersebut. Perubahan organisasi (up-side-down-organization) mempertahankan keeratan hubungan baik dengan pelanggan internal maupun pelanggan external. Dalam sebuah institusi pendidikan pelanggan utama yaitu murid atau mahasiswa (yang disebut pelanggan external pertama).


2.     INDIKATOR  MUTU
A.      Menurut  Service Provider
    Indikator mutu menurut service provider adalah bahwa suatu produk dikatakan bermutu jika memiliki spesifikasi yang memenuhi standar-standar pabriknya, atau memiliki jaminan kualitas. Mutu pada versi ni dianggap sebagai mutu sesungguhnya (quality infact). Dalam institusi-institusi pendidikan di Indonesia misalnya pemenuhan 8 standar nasional pendidikan sesuai dengan BNSP/PPRI No. 19/2005, merupakan mutu dalam skala minimal. Artinya jika suatu institusi pendidikan hanya memenuhi standar pokok sebetulnya belum begitu bermutu, sampai dia mampu melewati standar-standar pokok tadi dan memberikan yang lebih serta menawarkan keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki lembaga-lembaga lain.
  Indikator  mutu pendidikan menurut Sistem  Pendidikan Nasional, UURI No. 20/2003 tersirat melalui 3 pilar pendidikan, yaitu :
1.      Pemerataan dan perluasan akses
2.      Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
3.      Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik
Sedangkan indikator mutu yang harus ditetapkan oleh sekolah sebagai service provider adalah :
1.      Tersedianya kurikulum yang relevan dengan tuntutan dunia kerja
2.      Proses belajar mengajar yang konsisten
3.      Kompetensi guru yang memadai/sesuai
4.      Sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran
5.      Mendapat dukungan dari pemerintah daerah, dan stickholder pendidikan lainnya.

B.      Menurut Customer/User
   Suatu institusi pendidikan yang baik akan selalu berupaya memuaskan para pelanggannya.  Dalam dunia pendidikan, pelanggan, utamanya siswa/mahasiswa sehingga akan terjadi peningkatan permintaan yaitu membludaknya peminat ke institusi tersebut. Seorang manager harus mampu menganalisis segala kemungkinan yang ada yang dapat meningkatkan nilai jual suatu institusi melalui pendekatan-pendekatan tertentu atau untuk dapat memberikan kepuasan terhadap para pelanggannya, sebuah institusi pendidikan perlu melakukan berbagai upaya untuk mengexplorasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Dan dalam hal ini strategi menjaga keeratan hubungan dengan pelanggan cukup berperan. Kebutuhan dan gagasan para siswa atau mahasiswa merupakan hal yang utama yang perlu diperhatikan oleh seorang manager pendidikan. Hal lain yang sering terlupakan adalah seorang manager satuan pendidikan sangat perlu juga untuk memberikan layanan terbaik untuk pelanggan internal dalam instansinya. Guru merupakan pelanggan internal dalam sebuah industri jasa pendidikan. Jadi seorang manager perlu menampung keinginan para guru untuk dapat memuaskan mereka. Kenyamanan kerja sangan berpengaruh terhadap kinerja seseorang.
   Jadi, suatu institusi pendidikan yang mampu memberikan kepuasan, baik kepada para pelanggan internal (guru, tenaga pelatih, dan seluruh pegawainya) maupun kepada para pelanggan externalnya (siswa/mahasiswa, orang tua, para sponsor pendidikan, serta masyarakat pada umumnya), itulah yang disebut dengan institusi pendidikan bermutu. Dan ”mutu” sebuah institusi pendidikan dapat diidentifikasi dari tingkat kepuasan pelanggan yang akan dengan sangat mudah terlihat dari seberapa banyak peningkatan/penurunan permintaan akan produk layanan pendidikan pada institusi tersebut. Konsep mutu di sini merupakan mutu dalam persepsi (quality in perception). Mutu pada persepsi inilah bahkan perlu mendapat perhatian.





Kajian Paradigma Ilmu dan Pendidikan

1. a. Buku bacaan wajib untuk mata kuliah kajian paradigma ilmu dan pendidikan adalah The Structure Of Scientific Revolutions.
b. Pengarangnya : Thomas S Kuhn
c. Isi dari buku ini menceritakan tentang revolusi, dimana revolusi adalah suatu proses menjebol tatanan lama sampai ke akar-akarnya kemudian menggantinya dengan tatanan yang baru sama sekali. Revolusi sains menurut Kuhn muncul jika paradigm yang lama mengalami krisis, dan akhirnya orang mencampakkannya serta merangkul paradigm baru. Dalam karyanya ini Kuhn menjelaskan segala segi revolusi sains dengan gamblang dengan menggunakan contoh-contoh yang sangat popular dari bidang sains yang lain seperti fisika, mekanik, kelistrikan dan kimia.
Skema proses sains menurut Kuhn adalah :
Pra Paradigma Pra Science Paradigma Normal Science Anomali Krisis Revolusi → Paradigma Baru → Ekstra Ordinary Science →Revolusi.
2. Pengertian Paradigma :
-      Menurut G. Ritzer , (1967)
Paradigma merupakan cara pandang sebagai dasar para ilmuan untuk mempelajari tentang apa yang menjadi pokok masalah yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan untuk memecahkan persoalannya.
-              Menurut Thomas Kuhn yang dikutip oleh Watson dan Cruk (1968)
Paradigma merupakan landasan berfikir atau konsep dasar yang dianut atau dijadikan pula oleh suatu masyarakat ilmuan dalam studi keilmuan.
-         Menurut Bogdan dan Biklen, 1982:32
Paradigma diartikan sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan cara penelitian.
3. Pengertian manusia :
- Menurut filsafat keilmuan : manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan keras untuk belajar.
- Menurut agama islam : manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai potensi. Manusia dipilih Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi ini karena manusia memiliki berbagai potensi, diantaranya ruh, akal dan jasmani.
H                       
4. Manusia sebagai Homo Educandum artinya bahwa setiap manusia memiliki multi potensi, baik itu multi potentiality (latent Talent) maupun multi Capability (Demontrative talent). Multi potensi manusia sebagai Homo Educandum terdiri dari :
a. Personal Sosial dan Environmental Relationships
b. Artistic Performance
c. Multy Culturality
d. Spiritual and Religious Experience
e. Vocational Competence
f. Knowledge
g. Cognitive Skill
h. Awarencess
i. Creative Production (Invention)
Multi potensi ini memerlukan proses dalam pembelajaran yang kongkret, berorientasi tujuan, berbasis tantangan melalui penanganan pendidikan yang seimbang.
Pengertian Homo Educandum juga mengisyaratkan adanya 3 subpredikat lainnya, yaitu homo educandee also atau makhluk terdidik, homo educabile atau makhluk yang dapat dididik, dan homo educandum atau makhluk pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan bagi manusia adalah usaha dalam rangka memanusiakan manusia dan memanusiawikan manusia.
5. a. Isi Pasal 29 UUD :
Ayat 1 : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Ayat 2 : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
b. Isi Pasal 1 ayat 1 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
6. Pengertian Education for all(pendidikan untuk semua) menurut John Dewey mengandung arti bahwa pendidikan itu adalah hak dan kebutuhan semua orang. Dengan kata lain pendidikan adalah kodrat manusia. Secara umum John Dewey menyatakan bahwa pendidikan mempersiapkan individu untuk mengontrol dirinya sendiri dalam kehidupan masyarakat demokratis.

Manajemen Pembiayaan

1.  Pendidikan dikatakan sebagai sektor publik karena pendidikan  dapat melayani masyarakat dengan berbagai pengajaran bimbingan dan latihan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
     Karakteristiknya :
     1. Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan financial
2. Dimiliki secara kolektif oleh public
3. Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan
4. Keputusan-keputusan yang terkait kebijakan maupun operasional didasarkan pada konsensus.
2. Manajemen keuangan penting dilaksanakan dalam lembaga sekolah, karena dalam pendidikan terdapat berbagai macam permasalahan yang terjadi di dalam lembaga terkait dengan manajemen keuangan pendidikan diantaranya sumber dana yang terbatas, pembiayaan program yang serampangan, tidak mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana tertulis di dalam rencana strategis lembaga pendidikan. Di satu sisi lembaga pendidikan perlu dikelola dengan tata pamong yang baik(good governance), sehingga menjadikan lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai malfungsi dan malpraktek yang merugikan pendidikan.
3. Yang dimaksud dengan penganggaran adalah proses kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget), dimana budget ini merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu.
Proses penyusunan anggaran :
1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan barang.
3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang, sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan financial.
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang.
6. Melakukan revisi usulan anggaran.
7. Persetujuan  revisi usulan anggaran.
8. Pengesahan anggaran.
4. Jenis anggaran (budget) ada 2, yaitu :
     1. Budget strategis yaitu budget yang berlaku untuk jangka panjang, yaitu jangka waktu yang melebihi satu periode akuntansi(melebihi satu tahun).
2. Budget taktis yaitu budget yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang. Budget yang disusun untuk satu periode akuntansi(setahun penuh) dinamakan budget periodic, sedangkan budget yang disusun untuk jangka waktu yang kurang dari satu periode akuntansi misalnya 3 bulan dinamakan budget bertahap.
Bentuk-bentuk anggaran :
1. Anggaran Butir-Per Butir (Line Item Budget)
2. Anggaran Program (Program Budget System)
3. Anggaran Berdasarkan Kinerja (Performance – Based Budget)
4. PPBS / SP4 (Planning Programing Budgeting System/Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran)
5. Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budget/ZBB)
5. Sistem pembukuan penting yang mendukung proses pembukuan di lembaga pendidikan yaitu :
1. Buku Pos (Vate Book), memuat informasi beberapa dana yang masih tersisa untuk tiap pos anggaran dan mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan uang harian.
2. Faktur, berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan.
3. Buku kas, mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang serta sisa saldo secara harian dan pada hari yang sama.
4. Lembar cek, merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang dikeluarkan adalah sah. Lembar cek dikeluarkan bila menyangkut tagihan atas pelaksanaan suatu transaksi.
5. Jurnal, untuk mencatat setiap transaksi keuangan setiap harinya.
6. Buku besar, untuk mencatat kapan terjadinya transaksi pembelian, keluar masuknya uang saat itu dan neraca saldonya.
7. Buku kas, berisi catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah dan sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya.
6. Auditing penting dilakukan di sekolah, karena dengan dilakukannya auditing maka :
- Sekolah dapat mempersiapkan dengan lengkap dan baik kelengkapan-kelengkapan yang harus dipenuhi ketika dilakukan Audit oleh lembaga terkait.
- Sekolah dapat mempersiapkan program tindak lanjut dari hasil temuan-temuan kegiatan Audit yang telah memperoleh penilaian baik maupun kurang.
- Tenaga pelaksana administrasi bagian keuangan memiliki pengalaman dan ketrampilan dalam melakukan proses Audit internal.
- Tenaga kependidikan bagian keuangan dapat mengidentifikasi komponen-komponen yang harus dipersiapkan dalam menghadapi kegiatan Audit yang dilakukan oleh lembaga terkait.